Selasa, 14 Januari 2014

Peran pesychologi umum dalam proses memperoleh kemahiran dalam berbahasa asing



RESUME
“Peran pesychologi umum dalam proses memperoleh kemahiran dalam berbahasa asing”
Di ajukan sebagai salah satu tugas kelompok pada mata kuliah “Pesikologi Belajar Bahasa Arab”.


 







Di susun oleh:
Kelompok II


                                                        ULIL ABSHOR           (112200487) 
                                                        NUR LATFAH             (112200578)


PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)-B/V
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN
2013



“Peran pesychologi umum dalam proses memperoleh kemahiran dalam berbahasa asing”

Kita semua mengetahui, bahwa penguasaan suatu bahasa asing merupakan pengetahuan yang harus diperoleh melalui suatu proses. Kita semua mengetahui pula, bahwa belajar bahasa asing berarti mempelajari semua aspek bahasa yang satu sama lain merupakan suatu kesatuan. Untuk menentukan taraf akhir pelajaran bahasa sebetulnya tidak mungkin, karena setiap tahap pengetahuan dan penguasaan merupakan landasan untuk dikembangkan lebih lanjut. Jadi yang biasanya di rumuskan sebagai suatu tujuan pengajaran bahasa ialah bukan penguasaan yang sempurna, melainkan penguasaan atau kemahiran taraf tertentu sesuai dengan tingkat belajarny, misalnya untuk tingkat permulaan :
1.      Kemampuan menerapkan struktur dasar.
2.      Kemampuan mengerti dan menangkap ungkapan sederhana lisan dan tuliasan.
3.      Kemampuan mengungkapkan diri secara sederhana dalam bahasa lisan maupun tulisan.
Dengan meningkatkan taraf-taraf kemampuan melalui berbagai tahap akhirnya yang harus dicapai ialah: kemampuan berfikir dalam bahasa asing yang mencakup mengerti dan menangkap ungkapan dalam bahasa asing serta mengungkapkan diri dalam bahasa asing secara lisan maupun tertulis dengan lancer tanpa menerjemahkan dahulu dalam bahasa ibunya.
Proses belajar bahasa asing secara formal mempunyai 2 tahap:
1.      Tahap di mana siswa masih menggunakan medium bahasa ibunya yaitu untuk menangkap sesuatu ia menerjemahkan dari bahasa asing ke bahasa ibu. Untuk mengungkapkan diri ia menerjemahkan dari bahasa ibu ke bahasa asing.
2.      Tahap belajar langsung, di mana siswa berusaha untuk membentuk hubungan langsung antara bahasa asing dan proses berfikir dan kebutuhan untuk terjemahan sudah mulai ditinggalkan.
Pengajaran bahasa asing secara secara formal mengajarkan pengetahuan teori dahulu yang dipakai sebagai dasar dalam latihan menggunakan bahasa tersebut.cara berfikir bahasa asing secara non formal ialah di mana orang langsung menggunakan bahasa asing, misalnya karena ia berada di Negara itu sendiri. Belajar secara non formal ini hanya mempunyai satu tahap, karena dalam belajar langsung mempergunakan bahasa tanpa teori orang sekaligus belajar berfikir dalam bahasa tersebut.
            Biasanya belajar bahasa dengan cara ini membutuhkan waktu lebih sedikit daripada belajar secara formal. Pada umumnya siswa paling banyak baru mencapai tahap 1 kalau mereka meninggalkan sekolah menengah, jadi setelah belajar 6 tahun. Di sini menjadi jelas, bahwa belajar teori secara dominan merupakan cara yang tidak baik, karena melalui pengetahuan teori bahasa penguasaan praktis tidak selalu bisa dicapai. Kebalikanya, para pengikut aliran metode langsung menghendaki orang belajar bahasa asing seperti anak belajar bahasa ibu.
            Ketidakpuasan terhadap hasil pengajaran bahasa asing dewasa ini ialah karena metode terjemahan dan metode tata bahasa masih banyak dipergunakan, yang sebenarnya sudah lama harus ditinggalkan. Para guru bahasa asing hendaknya menyadari, bahwa hanya dengan latihan penerapan tata bahasa dan struktur-struktur bahasa atau pola-pola kalimat sebanyak mungkin pengusaan bahasa asing bisa dicapai, bahkan hubungan langsung antara bahasa dan proses berfikir bisa berkembang.
            Sebelumnya sudah diterangkan bahwa ada 2 metode untuk belajar bahasa asing:
1.      Belajar langsung tanpa teori.
2.      Belajar 2 tahap tanpa teori.
Belajar bahasa asing secara langsung tidak melalui  teori biasanya biasanya sama dengan cara orang belajar bahasa ibu, yaitu melalui kebiasaan, mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Tetapi penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi tidak bisa seluruhnya diperoleh melalui cara tersebut.
            Menurut belyeyev untuk mempelajari bahasa asing kita bisa menempuh salah satu dari 3 cara berikut :
1.      Belajar ketrampilan secara intuitif melalui metode langsung atau melalui praktek, kemudian diikuti dengan latihan untuk memperoleh teori secara intuitif.
2.      Belajar teori melalui kesadaran di sekolah diikuti dengan memperoleh ketrampilan melalui kesadaran.
3.      Belajar teori melalui kesadaran di sekolah diikuti dengan memperoleh ketrampilan secara intuitif.
Dari ketiga cara ini hanya  yang ketiga saja yang dibenarkan oleh ilmu psychologi, sedangkan yang banyak dipakai dewasa ini ialah masih cara yang kedua. Siswa kita biasanya hanya memiliki pengetahuan dan ketrampilan berdasarkan pengetahuan saja, sedangkan yang dituntut ialah kebiasaan yang mantap dalam mengungkapkan diri dan ketrampilan yang berdasarkan teori dilengkapi dengan rasa bahasa. Kelemahan-kelemahan dalam memperhitungkan aspek psychologi  dalam mempelajari bahasa asing ini tentunya merupakan akibat langsung dari tehnik pengajaran bahasa yang tidak sempurna. Ini antaralain disebabkan karena masih banyak guru yang sudah puas dengan memakai metode terjemahan atau metode tata bahasa dan menghindari latihan-latihan struktur, sedangkan tanpa latihan-latihan ini tidak mungkin kita mengajarkan bahasa asing dengan hasil yang baik. Sebagai kebalikanya metode langsung merupakan suatu metode yang hanya didasarkan atas segi praktisnya saja tanpa memperhitungkan teori tata bahasa. Kedua metode ini bertentangan satu sama lain.
Pengusaan suatu bahasa secara intuitif diperoleh dari penguasaan materi secara sadar, yang kemudian dimantapkan dengan latihan praktis yang menuju ke pembentukan rasa bahasa. Kemampuan berbahasa secara intuitif ialah suatu kemampuan yang terdiri atas kombinasi dari hasil belajar secara rasional dan latihan-latihan praktis yang menuju ke pembentukan rasa bahasa. Guru bahasa yang tidak memperhitungkan factor-faktor ini tidak akan mencapai hasil yang diharapkan.

Ulil Uchiha: makalah landasan sosial budaya dalam pengembangan ...

Ulil Uchiha: makalah landasan sosial budaya dalam pengembangan ...: MAKALAH Landasan sosial budaya dalam pengembangan kurikulum Di ajukan sebagai salah satu tugas individu pada mata kuliah “Pengemban...